Ikuti Instruksi
Dia menambahkan bahwa mereka mengikuti semua instruksi yang ada, mulai dari pemilihan lagu, durasi lagu, hingga waktu check sound. Anang mengaku bahwa penampilan pada pertandingan Indonesia vs Irak pada 6 Juni menjadi rujukan mereka.
“Kami di sini berpikir akan melakukan yang sama, tapi balik lagi kami tidak mau mengintervensi dan hanya mengikuti arahan. Panitia sudah punya SOP dan menjalankan acara sesuai yang mungkin sudah mereka sepakati,” ujarnya.
Menurut Anang, lagu yang telah disepakati panitia penyelenggara untuk dinyanyikan adalah “Indonesia Pusaka” saat half-time, dan mereka diberi kebebasan memilih satu lagu nasional serta satu lagu dari karya Anang untuk dinyanyikan setelah pertandingan. Mereka memilih lagu “Kebyar-Kebyar” sebagai lagu nasional, sementara untuk lagu original, Anang dan tim memilih lagu “Rindu Ini”.
Anang mengaku ragu sejak awal karena lagu-lagunya bersama Ashanty adalah lagu bertempo lambat dan tentang percintaan. “Terakhir ini yang jujur paling membuat kami galau, sampai berkali-kali kami tanya, ‘Yakin bawain lagu kita? Karena lagu kita semua slow dan cinta-cintaan. Akhirnya kami memilih lagu yang beat, Rindu Ini,” bebernya.
Ia juga menegaskan bahwa penampilan dihentikan atas permintaan mereka sendiri karena menyadari lagu tersebut tidak sesuai dengan suasana.
“Meluruskan hal yang bilang lagu kami dimatikan, itu tidak benar. Bahkan ketika lagu pertama berakhir, Kebyar-Kebyar, kami sudah meminta untuk sudah disetop saja lagu kedua. Jadi, bukan diberhentikan, tetapi kami yang meminta dihentikan karena suasana yang kami lihat sudah tidak sesuai momentum,” jelas Anang.
Anang berharap permintaan maaf ini dapat diterima dan memberikan klarifikasi yang lebih jelas mengenai situasi tersebut. “Kami berharap sekali saat pemain ada di lapangan, kami diinfo atau di-brief, balik lagi ini juga salah kami yang seharusnya mempelajari kultur dan budaya apa yang harus dilakukan saat terjadi hal ini,” tutup Anang.