Durasi Makan
Menanggapi cerita Nikita, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, Dr. Titis Prawitasari, SpA(K), menyatakan bahwa anggota keluarga seperti kakek dan nenek seringkali secara tidak sengaja menjadi distraktor saat waktu makan anak. Titis menekankan pentingnya penanaman disiplin dan edukasi yang permisif dalam keluarga.
“Seringkali anak duduk di high chair, kita (orang tua) berkeliling, makanya anak tidak ada contoh. Jadi bukan hanya gadget, tapi orang di sekelilingnya bisa mendistraksi, belum kalau tinggal di pinggir gang ada suara telolet, teriakan tukang ketoprak dan lain sebagainya,” ujar Titis.
Titis menyarankan agar waktu makan anak tidak diberikan dalam durasi yang terlalu panjang dan memastikan lingkungan makan yang nyaman namun tidak harus sunyi.
“Pastikan anak itu bukan makan harus di belakang, sunyi, senyap. Makan is makan, jadi tidak usah panjang-panjang durasinya. Cukup 20-30 menit it’s ok, kalau sudah kenyang kita sudahi, nanti kasih lagi begitu dia lapar,” jelas Titis.
Kisah Nikita Willy dan saran dari Dr. Titis Prawitasari memberikan panduan berharga bagi para orang tua dalam menghadapi tantangan makan pada anak, dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh pengertian.