Syafrin (55), seorang bos perabot di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur tewas tragis di tangan putrinya sendiri yang berusia 17 tahun, berinisial K. Remaja perempuan ini diduga melakukan pembunuhan di dalam kios ayahnya yang menyewa.
Menurut keterangan Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin, sebelum kejadian pembunuhan terjadi, Syafrin sering kali terlibat dalam cekcok dengan anak-anaknya. Salah satu penyebab cekcok tersebut diduga terkait dengan uang sejumlah Rp2 juta hingga Rp3 juta yang hilang dan dibawa oleh anak perempuannya.
“Menurut keterangan karyawan, sering terjadi cekcok antara anak dan ayahnya terkait uang sejumlah Rp2 juta, Rp3 juta milik korban,” kata Komarudin.
Selain masalah uang, perilaku K juga menimbulkan keheranan di antara warga sekitar karena sering kali tidak pulang ke rumah setelah mendapatkan uang dan hanya kembali setelah uang tersebut habis.
Komarudin juga menyampaikan bahwa meskipun seharusnya K dan adiknya masih berstatus pelajar, keduanya tidak bersekolah dalam beberapa waktu terakhir.
Kasus pembunuhan ini terungkap setelah jasad Syafrin ditemukan oleh seorang pedagang tisu pada Jumat (21/6) sekitar pukul 23.00 WIB di dalam kiosnya. Syafrin ditemukan dalam keadaan terlentang, tertutup selimut, lampu mati, dan pintu kios terkunci dari luar.